EkonomiKlik News

Menteri ESDM Minta Transisi Alih Kelola Blok Rokan Dipercepat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta proses transisi alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia ke PT Pertamina (Persero) dipercepat. Ia  berharap proses itu bisa segera diselesaikan tahun depan.

“Dengan begitu, akan mempercepat pelaksanaan proses pengeboran minyak dan gas bumi di blok yang terletak di Provinsi Riau tersebut,” kata Arifin kepada para awak media di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (23/12/2019).

Menurut Menteri ESDM, sejauh ini proses alih kelola antara kedua belah pihak terus berjalan.

“Kita sudah minta Pertamina proaktif kemudian Chevron bisa membuka pintu, sudah. Tiap minggu Chevron sudah lapor. kemudian kita pertemukan dengan Pertamina,” ujarnya.

Arifin menjelaskan percepatan alih kelola dilakukan guna mempertahankan tingkat produksi Blok Rokan saat jatuh tempo alih kelola di tahun 2021 nanti. Untuk itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta kepada Pertamina segera menyiapkan dana untuk investasi pengeboran.

“Pertamina sudah menyiapkan, karena ini Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempetahankan, dari 72 target. Ya paling tidak 20 itu bisa dilakukan,” ujar Arifin.

Baca juga :   Di Indonesia Terdapat 20 Cekungan Migas Potensi Besar Penyimpanan Karbon

Kendati demikian, Arifin mengakui masih terdapat beberapa persoalan administrasi dan persoalan penting lainnya antar kedua belah pihak yang bersifat Business to Business (B to B).

“Memang ada beberapa hal yang terkait regulasi dan juga kontrak administratif yang harus diselesaikan. Tapi tahun depan harus selesai,” tegas Arifin.

Awal tahun 2019 ini, produksi Blok Rokan mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26% produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan, dimana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Tercatat, sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak sejak awal operasi.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui Kementerian ESDM memutuskan untuk mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina pada 31 Juli 2018.

Keputusan ini murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut.

Baca juga :   Keren! Pertamina Raih Skor Baik dalam Aksi Perubahan Iklim Global

Untuk tahun depan, SKK Migas menargetkan produksi di Blok Rokan bisa mencapai 161 ribu bopd atau turun dibanding target tahun ini yang sebesar 190 ribu bopd. Ini lantaran Chevron tidak lagi berinvestasi untuk aktivitastas apapun di Blok Rokan pada tahun depan. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,264