Direktur Nur Institute Nur Aris Shoim adalah cerminan baru seorang santri di dunia intelektual.
Ketua SEMMI (Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia) Jatim Abdullah Amas mengatakan hal itu tampak saat ia menghadirkan Nur Institute.
Ia menyampaikan langkah Shoim mendirikan Nur Institute di tengah pandemi COVID-19 sangat tepat.
Dengan begitu, menurut Amas, dialektika warga kampus dan cendikia tetap terjaga dengan pemikir ternama maupun dari pemerintahan baik itu eksekutif, legislatif dan yudikatif.
“Dengan mulai diterbitkannya buku atas nama Nur Institute walau sebelum ada Nur Institute dia sudah menulis buku, saya kira ini akan memperkokoh eksistensi NUR Institute di dunia,” ujar Abdullah Amas.
Ia melanjutkan Nur Institute di bawah Nur Aris Shoim menjadi tempat mewah dan berkelas bagi para pemikir mendiskusikan berbagai persoalan.
“Dia seperti fokus pada pemenangan debat narasi bagaimana menjadikan spektrum sosial budaya dipenuhi nur atau cahaya solusi yang diselingi dengan nilai-nilai santri yang kerap dia sampaikan dalam sambutan di Nur Institute. Dulu HOS Tjokroaminoto, KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan dan seterusnya selalu sering dalam diksusi-diksusi yang amat sering sehingga melahirkan perubahan besar,” lanjut Amas. (*)
