Global ReviewInternasional

Pertempuran di Lembah Panjshir Masih Berlanjut, Taliban Klaim Kemenangan

Pertempuran antara pejuang Taliban dan Front Perlawanan Nasional Afghanistan di Lembah Panjshir masih terus berlanjut pada hari Sabtu (04/09/2021).  Padahal sebelumnya, telah diumumkan bahwa  Front Perlawanan Nasional Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Pertempuran ini dimulai secara sporadis pada pertengahan Agustus lalu. Lalu perang sengit di Panjshir terjadi lagi pada pekan lalu di saat pasukan AS secara resmi menarik pasukannya yang tinggal selama dua dekade di Afghanistan.

Sumber-sumber Taliban mengatakan kepada media pada Jumat malam bahwa mereka telah merebut wilayah pegunungan utara menyusul serangan yang dimulai sehari sebelumnya. Namun, ketika suara tembakan perayaan yang memekakkan telinga bergema di seluruh Kabul sekitar tengah malam, para pemimpin oposisi Panjshir membantah klaim jatuhnya wilayah mereka.

Pemimpin Front Perlawanan Nasional Ahmad Massoud dan Amrullah Saleh menyebutkan di media sosial bahwa mereka masih di Panjshir.

Taliban juga mengkonfirmasi pertempuran terus berlanjut. Enamullah Samangani, anggota komisi budaya Taliban, seperti dilansir Arab News mengatakan bahwa pejuang Taliban memenangkan beberapa teritori di wilayah tersebut.

“Perang masih berlangsung, mujahidin kami berada di Panjshir dan mereka memenangkan beberapa wilayah. Banyak pasukan musuh telah mengalami jatuhnya banyak korban,” katanya. “Segera kita akan memiliki kabar baik bagi bangsa ini: Panjshir akan ditaklukkan dan kita akan meraih kemenangan besar.”

Namun, sumber-sumber di dalam Front Perlawanan Nasional  – yang terdiri dari ribuan pejuang dari milisi regional dan mantan pasukan keamanan Afghanistan – mengatakan bahwa Talibanlah yang menderita kekalahan saat mereka memasuki Celah Khawak – salah satu dari dua pintu gerbang yang harus dilalui oleh wilayah pegunungan Panjshir.

Seorang komandan Front Perlawanan Nasional mengatakan bahwa serangan Jumat malam di lembah  Panjshir dilakukan oleh Unit Merah — pasukan khusus Taliban.

“Unit Merah Taliban mengambil alih serangan tadi malam di Panjshir tetapi mereka dikalahkan,” katanya, mengutip banyak korban di antara Taliban dan mengatakan bahwa 200 pejuang mereka telah ditangkap.

Dua klaim ini belum bisa diverifikasi lebih lanjut. Lembah Panjshir dilaporkan telah diputus jalurnya oleh Taliban. Taliban telah menghentikan pergerakan dari dan ke wilayah tersebut.

Abdul Rahman, seorang warga Panjshir berusia 54 tahun, seperti dilansir Arab News mengatakan bahwa dia berusaha untuk pulang tetapi dikirim kembali ke Charikar, ibu kota provinsi tetangga Parwan.

“Hari ini kami ingin melakukan perjalanan ke Panjshir tetapi kami terpaksa kembali dari Charikar, pusat kota Parwan, karena Taliban mendengar bahwa kami akan pergi ke Panjshir,” katanya.

Terletak di pegunungan Hindu Kush, sekitar 150 km di utara Kabul dan hanya dapat diakses melalui ngarai sempit, Panjshir memiliki sejarah perlawanan yang panjang.

Pada 1980-an, mendiang komandan Ahmad Shah Massoud — ayah dari pemimpin perlawanan saat ini Massoud — mempertahankan wilayah tersebut dari pasukan Soviet, yang berhasil merebut banyak bagian lain negara tersebut. Pada 1990-an, ia memimpin serangan terhadap rezim Taliban pertama. Dia dibunuh pada tahun 2001, beberapa minggu sebelum Taliban digulingkan oleh invasi pimpinan AS.

Merebut Panjshir akan memberi Taliban kendali penuh atas Afghanistan, sesuatu yang tidak mereka capai ketika mereka pertama kali memerintah negara itu antara tahun 1996 dan 2001.

Mullah Abdul Ghani Baradar, yang diperkirakan akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan, mengatakan pemerintahan Taliban akan inklusif “mencakup semua faksi warga Afganistan.” 

“Kami melakukan yang terbaik untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Pemerintah akan memberikan keamanan, karena itu diperlukan pembangunan ekonomi.”

What's your reaction?

Related Posts

1 of 189