Info KlikersPendidikan

Tragedi 10 Muharram : Terbunuhnya Husain Cucu Rasulullah SAW.

Kisah terbunuhnya cucu Rasulullah SAW, Sayyidina Husain bin Ali itu terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriah.
Peristiwa itu memang sangat kejam dan tragis. Karna merupakan pembunuhan cucu Rasulullah SAW.

Pembunuhan ini dilakukan oleh pendukung Yazid bin Mu’awiyah. Dalam catatan sejarah, sebenarnya khalifah Muawiyah tidak menghendaki tentang pembunuhan itu.

Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, dan sahabat-sahabat yang lain telah mengingatkan Husein untuk tidak berangkat menemui pendukungnya di Kufah, karena besar kemungkinan hal itu perangkap atas dirinya dan ahlul bait. 

Namun karakter Husein yang teguh pendirian dan pemberani seperti ayahnya Ali bin Abi Thalib, membuatnya menolak saran sahabat-sahabatnya. Sehabis sholat subuh berangkatlah Husein dari Mekkah menuju Kufah bersama rombongannya sebanyak 72 orang.

Sesampainya di Karbala, kurang lebih 100 km barat Baghdad, rombongan cucu Rasulullah itu di kepung oleh pasukan yang dipimpin oleh Ubaidullah bin Ziyad atas perintah Khalifah Yazid bin Muawiyah.
Sebelum Sayyidina Husain di bunuh, beliau berkata:

“Lihat nasabku. Pandangilah siapa aku ini. Lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan menciderai kehormatanku. “Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu? Bukankah aku ini anak dari washi dan keponakan Nabimu, yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu? “Bukankah Hamzah, pemuka para syuhada, adalah Pamanku? Bukankah Ja’far, yang akan terbang dengan dua sayap di surga, itu Pamanku?

“Tidakkah kalian mendengar kalimat yang sering terdengar di antara kalian bahwa Rasulullah berkata tentang saudaraku dan aku: “keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga”? “Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku, maka tanyalah Jabir bin Abdullah al-Anshari, Abu Sa’id al-Khudri, Sahl bin Sa’d, Zaid bin Arqam dan Anas bin Malik, yang akan memberitahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku. “Tidakkah ini cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?”

Namun mereka tidak menghiraukan perkataan Sayyidina Husain karena kekerasan hatinya.

Baca juga :   Perjalanan Islam Menuju Pribumisasi dan Kondisi Jiwa Umat Manusia dalam Tantangan Modern

Pasukan yang mengepung atas perintah Ubaidullah bin Ziyad itu memaksa sayyidina Husein untuk mengakui kekuasaan Khalifah Yazid bin Mu’awiyah. 

Pada saat Sayidina Husain terbunuh di Karbala. Pasukan memukul kepala Husain dengan pedang hingga berdarah. Husain membalut luka di kepalanya dengan merobek kain jubahnya. Dan dengan cepat balutan kain terlihat penuh dengan darah Husain. Ada yang kemudian melepaskan panah dan mengenai leher Husein. Namun beliau masih hidup sambil memegangi lehernya menuju ke arah sungai karena kehausan. Shamir bin Dzil Jawsan memerintahkan pasukannya menyerbu Husain. Mereka menyerang dari segala arah. Mereka tak memberinya kesempatan untuk minum. Dalam tulisan Ibn Katsir : “Yang membunuh Husein dengan tombak adalah Sinan bin Anas bin Amr Nakhai, dan kemudian dia menggorok leher Husein dan menyerahkan kepalanya kepada Khawali bin Yazid.” 

Anas melaporkan bahwa ketika kepala Husein yang dipenggal itu dibawa ke Ubaidullah bin Ziyad, yang kemudian memainkan ujung tongkatnya menyentuh mulut dan hidung Husein, Anas berkata: “Demi Allah! sungguh aku pernah melihat Rasulullah mencium tempat engkau memainkan tongkatmu ke wajah Husein ini.”

Baca juga :   Keunikan Islam dalam Kebudayaan Jawa: Memelihara Harmoni dan Kekayaan Budaya

 72 orang pengikut Husein yang terbunuh hari itu ialah Imam Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa mencata 4 ribu pasukan yang mengepung Husein, dibawah kendali Umar bin Sa’d bin Abi Waqash. Pada hari terbunuhnya Husain, Imam Suyuthi mengatakan dunia seakan berhenti selama tujuh hari dan terjadi gerhana matahari di hari itu. 

Demikian peristiwa yang terjadi pada 10 Muharram ini,  Tragedi yang amat sangat kejam dan tragis.

 

 

What's your reaction?

Related Posts

1 of 805

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *