Oleh M Ahsan Tampubolon (Dosen Sastra Inggris UNPAM)
Setiap anak memperkaya kosakata mereka melalui penggunaan dan interaksi bahasa. Konteks sosial dan budaya tempat anak berkembang memiliki pengaruh besar terhadap tingkat kemampuan bahasa mereka. Perhatian yang diberikan terhadap bahasa anak, waktu dan dukungan yang mereka terima dari keluarga, tuntutan untuk kejelasan dalam mengungkapkan situasi, serta perasaan dan keinginan mereka, semuanya merupakan komponen esensial bagi perkembangan Bahasa anak.
Dalam hal ini, peran sekolah, terutama pendidikan prasekolah, sangat krusial. Sekolah bertanggung jawab untuk memperkaya kosakata siswa, menata studi kosakata dan bahasa, serta mengembangkan kemampuan mereka untuk berbicara tentang dunia dan melawan ketimpangan penguasaan bahasa di antara siswa.
Menurunkan usia wajib sekolah menjadi 3 tahun memungkinkan kita untuk memulai intervensi sejak usia dini. Pendidikan prasekolah (3-5 tahun) merupakan periode perkembangan kosakata yang sangat penting. Periode ini adalah waktu yang ideal untuk membantu semua anak memperluas kekayaan kosakata mereka.
Berbagai studi menunjukkan bahwa semakin banyak kosakata yang dimiliki seorang anak di masa prasekolah semakin besar kesuksesan akademis yang akan mereka raih. Alain Lieury telah menunjukkan bahwa hubungan antara kesuksesan akademis dan pengetahuan kosakata lebih kuat dibandingkan dengan hubungan antara kesuksesan akademis dan tingkat intelektual. Bagi sekolah, ini adalah fakta penting yang memperkuat kebutuhan untuk memperkaya kosakata siswa guna meningkatkan perkembangan bahasa setiap individu secara signifikan.
Kosakata yang dimiliki siswa memengaruhi tidak hanya keterampilan pemahaman lisan tetapi juga potensi untuk mengembangkan kemampuan membaca dan memahami teks. Pemahaman tertulis mencakup decoding teks dan pengungkapannya secara lisan. Kosakata yang kaya yang diperoleh selama pendidikan masa prasekolah memberikan dasar yang kuat bagi anak untuk memahami dan menangkap kata-kata yang mereka dekode saat mereka memasuki jenjang berikutnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa memperkaya kosakata mereka dan kemampuan mereka untuk menafsirkan makna kata-kata. Setiap hari, dalam semua situasi pembelajaran, serta dalam interaksi sehari-hari dan melalui cerita yang diceritakan atau dibaca oleh guru, anak-anak menemukan kata-kata baru yang harus mereka gunakan untuk mengungkapkan diri dan membuat diri mereka dipahami. Namun, paparan sederhana jelas tidak cukup untuk memperoleh kosakata yang cukup kaya.
Peningkatan kosakata meliputi pengajaran eksplisit dan terarah dengan urutan pembelajaran yang spesifik, kegiatan rutin klasifikasi, memorisasi kata, penggunaan kembali kosakata, dan interpretasi istilah yang tidak dikenal dari konteks atau morfologinya. Salah satu tantangan dalam pengajaran kosakata adalah menemukan keseimbangan antara memahami kata-kata dalam konteks dan menggunakan kata-kata yang dipelajari di luar konteks pembelajaran.
Sesi pengajaran umumnya didasarkan pada bahan pembelajaran yang memotivasi (cerita, teks sastra anak, karya seni, dll.) dan juga perhatian terhadap penggunaan kata yang tepat dalam interaksi sehari-hari, terutama dengan anak-anak kecil. Kelebihan pengajaran ini terletak pada kemampuan untuk merancang pembelajaran yang progresif dan terstruktur. Tentu model ini melibatkan diversifikasi konteks di mana kata-kata digunakan untuk mempermudah pemahaman maknanya.