Oleh: Karlina Helmanita
(Dosen UIN Syarif Hidayatullah dan Founder Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia)
Cahaya adalah kata benda, artinya sinar atau terang yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya, dari kbbi. Padanan Arabnya Annuur (النور) “cahaya”.
Makna metaforis dari kata cahaya dituturkan Ibnu Atha’illah berikut ini:
النور جند القلب، كما ان الظلمة جند النفس، فاذا اراد الله ان ينصر عبده امده بجنوده الانوار، وقطع عنه مدد الظلم والاغيار.
Annuuru jundul qalbi, kamaa annazh zhulmata jundunnafsi, faidzaa araadallaahu an yanshura ‘abdahu amaddahu bijunuudil anwaari, waqatha’a ‘anhu madadazh zhulmi wal aghyaari.
“Cahaya adalah tentara kalbu dan kegelapan adalah prajurit nafsu. Jika Allah ingin menolong hambaNya, Allah akan membantunya dengan bala tentara cahaya dan memutus bantuan prajurit kegelapan dan keduniaan.”
Makna metaforis di atas mengumpamakan bahwa cahaya bagaikan tentara qalbu, Ia mengiringi raga dan menjaganya melalui jalan yang terang… menuju rumah kebahagiaan dan keabadiaan.
Sementara kegelapan merupakan prajurit nafsu. Karena “kegelapan” itu petanda dari sifat yang buruk. Ia prajurit nafsu, memberikan bantuan dalam kegelapan untuk mencapai tujuannya, dan meraih kesenangan untuk kebahagiaan keduniaannya semata.
Ketahuilah! Perang antara hati dan nafsu akan terus berlangsung sepanjang waktu. Bila Allah ingin membantu hambaNya mengalahkan nafsunya, Dia akan mengirimkan bala bantuanNya berupa cahaya. Hati dan jiwa yang bercahaya cenderung kepada amal shaleh, senang melakukan kebaikan, dan selalu menebarkan karunia yang Allah berikan kepadanya baik berupa ilmu, harta, raga atau juga waktunya.
Di samping makna metaforis, lebih lanjut Ibnu Atha’illah memberikan makna sufistiknya pada kata cahaya itu. Lebih lanjut Atha’illah berkata “cahaya itu bisa menyingkap, mata hati dapat mengetahui, sedangkan hati kadang dapat menerima dan kadang pula dapat menolak.”
Cahaya itu juga dapat menyibak beragam makna dan hal gaib. Dalam melihat makna dan hal gaib itu, mata hati membutuhkan cahaya, seperti mata biasa yang membutuhkan bantuan cahaya lentera berupa cahaya batin yang selalu jujur dan tak pernah berdusta pada pemiliknya.