Klik NewsSosial Budaya

Zaman Sudah Berubah, Pesantren Harus Cakap Digital

Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Koprs Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MPT KAHMI) Prof. Ravik Karsidi mengajak pesantren untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman yang berubah semakin cepat.

“Yaitu apa yang disebut dengan digitalisasi yang perkembangannya luar biasa cepat. Oleh karena itu kami mengajak para kiai dan ustaz untuk mengajak santrinya memenangkan dalam kemajuan yang luar biasa ini,” kata Prof. Ravik dalam sambutan pada acara webinar Pesantren Menyongsong Era Digital yang diselenggarakan oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) pada Sabtu (11/12/2021).

Menurut Prof. Ravik, penguasaan literasi digital bagi pesantren pada masa sekarang ini merupakan sebuah keharusan. Hal ini mengingat pesantren mempunyai potensi besar dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Dengan modal budaya yang kuat, pesantren bisa merubah perilaku masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi.

Sementara itu Mudir ‘Am Pesantren Lentera Hati Islamic Boarding School Nusa Tenggara Barat Abuya Muazar Habibi dalam sambutannya menyampaikan digitalisasi merupakan tantangan tersendiri bagi dunia pesantren.

Baca juga :   Dies Natalis ke-3, Ini Pesan Siti Zuhro untuk UICI

Ia menuturkan Pesantren Lentera Hati merupakan pesantren yang terbuka dengan penggunaan teknologi informasi. Para santri diperbolehkan membawa handphone (HP) dan laptop untuk menunjang proses belajar.

Namun, hal itu dilalui tidak dengan mudah. Para kiai di pesantren sempat menentang penggunaan perangkat teknologi tersebut.

“Saya pernah disidang oleh para Masyayikh di Lombok. Kenapa santri diperbolehkan membawa HP? Kenapa santri diperbolehkan membawa laptop? Apakah tidak mengganggu kemampuan hafalannya? Dan bagaimana manajemen penggunaannya?,” kata Abuya Muazar.

Dijelaskannya ada keyakinan dari para Masyayikh itu bahwa penggunaan perangkat HP itu akan berdampak negatif terhadap proses belajar santri.

Abuya Muazar mengungkapkan pandemi Covid-19 telah membukakan mata para pengasuh pesantren bahwa penggunaan teknologi informasi di pesantren itu penting. Dalam kasus di Lombok, ia menyampaikan banyak pesantren yang belajar dari Pesantren Lentera Hati.

“Berbondong-bondonglah para ustaz, para asatiz ini, diutus ke Lentera Hati untuk belajar penggunaan media-media. Sebelum pandemi, Lentera Hati sudah terbiasa menggunakan Zoom, saat itu masih belum booming seperti ini,” terang Abuya.

Baca juga :   Perkuat Silaturahmi Sivitas, UICI Gelar Halalbihalal

Lebih lanjut, Abuya Muazar menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran UICI yang memberikan peluang kepada pesantren untuk mengakses pendidikan tinggi berbasis digital.

“Mayoritas para asatiz ini, mudabbir dan mudabbiroh ini adalah hanya lulusan sekolah menengah atau madrasah aliyah. Untuk yang mudabbir dan mudabbiroh ya. Untuk yang murobbi dan murobbiyah yang hidup bersama dengan santri ini banyak jumlahnya. Andaikata bisa dijembatani kuliah pada universitas yang semacam ini insya Allah nanti dimulai sinergi dari Lentera Hati, kita akan nitipkan beberapa asatiz untuk bisa kuliah dengan jarak jauh,” imbuh Abuya Muazar.

Dalam webinar ini, hadir sebagai narasumber adalah Rektor UICI Prof. Laode Masihu Kamaludin, Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian PPN/ Bappenas, Pendiri Sekolah Alam Planet Ufo Dr. Nasih Mudzakkir, dan Pengasuh Pesantren Alam Sayang Ibu Dr. KH. Jamaludin, M.Ed. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,259

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *