Klik News

Tim Penyelamatan Bawah Air yang Temukan CVR Lion Air Diapresiasi Menko Maritim

Dinas Penyelamatan Bawah Air TNI Al, mendapat apresiasi dari Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan dalam proses pencarian Cocpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT10. Melalui tim yang terdiri dari TNI AL, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan bantuan perlengkapan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), CVR cberhasil ditemukan Senin (14/01/2018) lalu.

Menko Maritim Luhut Pandjaitan menyampaikan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh tim ini, benar-benar sampai titik darah penghabisan. “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerja keras teman-teman ini. Sebenarnya banyak yang terlibat, tetapi inilah teman-teman yang hadir disini adalah yang berjuang sampai titik darah penghabisan dan tidak menyerah. Padahal hari itu adalah hari terakhir dari upaya pencarian itu. Saya terus terang sebagai Menko Kemaritiman menghargai kerja tim ini, dan hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang hebat,” kata Menko Luhut di hadapan para wartawan, di Jakarta, Senin (27/01/2018).

Kepada wartawan, Menko Luhut secara khusus mengungkapkan bahwa Tim ini dibentuk setelah sebelumnya menggunakan jasa penyelam profesional asal Singapura yang disewa dengan tarif cukup mahal, yaitu mencapai sekitar 3,5 juta USD. Jangka waktunya 10 hari.

Namun sayangnya, upaya menggunakan jasa penyelam profesional itu gagal dan tidak membuahkan hasil. Akhirnya, dibentuklah gim yang terdiri dari TNI AL, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan bantuan perlengkapan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

“Tidak berhasil, memang. Tapi ada hal yang menguntungkan, yaitu mereka memperkecil sektor pencarian itu. Akhirnya ada tim dari KNKT, Pushidros TNI AL yang akhirnya membangun tim sendiri dengan menggunakan Kapal TNI AL dan bantuan perlengkapan dari BPPT. Mereka-mereka ini yang memodifikasi cara-cara yang tadinya konvensional, yang telah dilakukan oleh tim yang disewa dari Singapura,” jelasnya.

Salam rilis yang dilansir Biro Informasi dan Hukum Kemenko Bidang Kemaritiman, disebutkan bahwa proses pencarian tersebut tidak semudah seperti yang dibayangkan. CVR ditemukan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat dan berada di kedalaman 35 meter dengan jarak pandang hanya mencapai 1-1,5 meter.

Nantinya hasil analisa dari CVR akan disandingkan dengan hasil analisa dari Flight Data Recorder (FDR) yang telah ditemukan lebih dulu, yaitu pada 1 November 2018 dan telah diunduh KNKT dengan dibantu oleh National Transportation Board (NTSB) Amerika Serikat.

“Sekarang sedang tahap analisa, dan kurang dari 1 tahun report itu akan kita keluarkan. Apabila disandingkan dengan FDR maka itu akan melengkapi dan data akan lebih akurat,” ujar Kepala KNKT Soerjanto.

Dengan telah ditemukannya FDR dan CVR dari pesawat berjenis Boeing 737-800 ER yang dioperasikan oleh maskapai Lion Air tersebut, diharapkan sebab-sebab kecelakaan akan diketahui dan menjadi bahan evaluasi, agar kecelakaan pesawat serius seperti Lion Air JT 610 ini menjadi yang terakhir di Indonesia.(*)

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,259

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *