Klik NewsSosial Budaya

Teknologi 5G Jadi Kunci Transformasi Digital di Indonesia

Teknologi 5G merupakan kunci daripada transformasi digital masyarakat Indonesia untuk membentuk masa depan. Teknologi 5G tidak hanya mengandalkan kecepatan internet, tetapi juga membentuk ekosistem.

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia Dr. Muhammad Suryanegara, ST. M.SC, IPU saat menjadi pembicara dalam acara Public Lecture yang diselenggarakan secara virtual oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) pada Sabtu (06/11/20211).

Selain Surya, hadir sebagai pembicara adalah Ketua Prodi Bisnis Digital UICI Moh. Jawahir, S.E., M.P.A.

Surya mengatakan teknoloi 5G telah masuk di Indonesia sejak Mei 2021 dengan wilayah yang terbatas, yakni Jakarta, dan pada frekuensi 2.3 GHz.

Teknologi ini berbeda dengan 2G, 3G, atau 4G yang telah terlebih dahulu berkembang di Indonesia. Ia menjelaskan, selain unggul dalam hal kecepatan internet, teknologi 5G juga membentuk sebuah ekosistem.

“Jadi dia tidak hanya tentang meningkatkan kecepatan  download internet, tetapi juga akan membentuk ekosistem yang akan membuat kita akan saling terhubung satu sama lain dan akan terhubung aplikas-aplikasi,” jelas Surya.

Baca juga :   UICI Bahas Masa Depan Pendidikan Berbudaya Digital Bersama Tiga Tim Pemenangan Capres-Cawapres

Oleh karena itu, Surya mengatakan teknologi 5G ini menjadi kunci daripada transformasi digital masyarakat Indonesia untuk membentuk masa depan.

“Salah satu karakteristik atau ciri khas dari masa depan ada empat, intelligent, connected atau terhubung, mobile, dan terintegrasi,” lanjut Surya.

Lebih lanjut, Surya mengungkapkan perkembangan teknologi 5G ini akan membuka peluang bisnis yang luar biasa. Namun, masyarakat Indonesia tampak masih belum siap untuk menyambut teknologi ini.

Ia menyampaikan kebanyakan masyarakat Indonesia masih menggunakan internet terbatas pada aplikasi untuk chat dan media sosial yang itu bisa dibuka tanpa harus menggunakan teknologi 5G.

“Ini paradoks kan. 5G tadi itu untuk mendukung aplikasi-aplikasi yang advance, tapi kok masyarakat umum kita masih menggunakan aplikasi-aplikasi yang, ya nanti chatting biasa, tanpa 5G pun bisa,” ungkap Surya.

“Nah, maka dari itulah pentingnya meng-create aplikasi, meng-create ekosistem, dan meng-encourage teman-teman civitas akademika, yuk kita bikin aplikasi-aplikasi, IOT, perangkat hardware, yang bisa nanti akan berjalan di atas teknologi 5G sudah benar diimplementasikan di Indonesia,” imbuh Surya.

Baca juga :   Segera Mendaftar! PMB UICI Batch 6 Gelombang 2 Masih Buka

Pembicara kedua, Ketua Prodi Bisnis Digital UICI Moh. Jawahir, S.E., M.P.A, mengatakan bahwa peluang bisnis di era teknologi 5G sangat besar dengan catatan bahwa masyarakat paham dengan teknologi ini.

Ia mencontohkan value 5G di China pada 2020 mencapai 1, triliun Yuan. Jumlah ini diprediksi akan bertambah 6,3 triliun pada 2020 dan akan mencapai 10,6 triliun Yuan pada 2030. Sedangkan direct output-nya mencapai 484 milyar Yuan.

“Bisa kita bayangkan, kita ambil nanti case di Indonesia dengan penduduk yang luar biasa banyak. Nah, kita akan mampu menghasilkan value ekonomi yang lebih banyak lagi dari perkembangan atau implikasi dari 5G yang sudah ada. Tetapi, itu tadi, catatannya adalah bagaimana kita memahami 5G itu tadi,” kata Jawahir.

Selanjutnya Jawahir menjelaskan peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan dengan perkembangan teknologi 5G. Pertama adalah digital industrialization. Dalam bidang ini adalah smart robots, smart vehicles, virtual reality & augmented reality, smart terminals, IoT basic, dan smart software & hardware.

Ia mencontohkan smart robot yang dikembangkan di Provinsi Anhui, China.
“Bahwa mereka mulai dari sorting, handling, sampai pada delivery-nya itu sudah menggunakan robot. Jadi bayangkan. Nah, makanya itu tadi di awal bahwa 5G itu smart society,” kata Jawahir.

Baca juga :   UICI Sukses Selenggarakan Digication Batch 6

Jawahir menegaskan kehidupan smart society itu bukan untuk mereduksi peluang kerja seseorang, tetapi malah membantu sisi ekonomi.

Kedua, lanjut Jawahir, adalah industrial digitazation. Termasuk dalam bidang ini adalah smart manufacturing, smart agriculture, smart logitics, smart business, smart finance, dan smart homes.

Selanjutnya yang ketiga adalah digital services. Jawahir menyebut termasuk dalam bidang ini adalah smart healthcare, smart education, dan smart health & aged care.

Terakhir adalah digital government. Jawahir menyebut dalam bidang ini adalah smart traffic, smart cities, smart courts, smart government, dan smart environtmental protection.

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,257

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *