Info KlikersPendidikanSosial Budaya

Ketahuilah, Ini Dia Asal-Usul Hari Jumat Dan Sholat Jumat

Dalam tradisi umat islam, Jumat merupakan hari mulia. Nabi menyebutkan dengan nama “sayyid al ayyam” yang berarti penghulu dari sekalian hari. Allah mengagungkan hari ini melebihi hari raya Idul Fitri dan Adha. Tidak ada malaikat muqarrabin, langit, bumi, angin, gunung, dan samudra, kecuali semua meluapkan kasih sayangnya pada hari Jumat. Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad mengatakan, di hari Jumat dianjurkan memperbanyak amal kebaikan dan mengurangi amal duniawi.

Dalam literatul disebukan bahwa Jumat adalah nama yang muncul setelah kedatangan islam. sebelumnya, orang Arab menyebut hari ini dengan nama ‘Arubah’.

Salah satu sumber menyebutkan bahwa orang yang pertama kali menggunakan nama Jumat adalah Ka’ab bin Luay.

Suatu ketika penduduk Madinah berkumpul dalam satu tempat sebelum kedatangan Nabi. Sahabat Anshar berkata “orang Yahudi memiliki hari untuk berkumpul setiap seminggu sekali. Demikian pula orang-orang Nasrani. 

Lalu Beliau berkata bagaimana kalau kita menentukan hari berkumpul untuk berdzikir, mengingat, dan mensyukuri nikmat Allah? Sabtu adalah harinya orang Yahudi, sementara Minggu milik orang Nasrani.”

Baca juga :   Misteri Keanekaragaman: Jejak Sejarah Agama di Nusantara

Kemudian mereka sepakat untuk menjadikan hari ‘Arubah sebagai hari untuk berkumpul. mereka berkumpul di rumah As’ad bin Zurarah.

Mereka melakukan salat dua rakaat dan berdzikir. Menyembelih kambing untuk dimakan di waktu pagi dan sore.

Akhirnya hari itu dinamai dengan hari Jumat. Dan itulah kali pertama nama Jumat muncul dalam sejarah umat Islam.

Dalam tarikh pensyariatan salat Jumat, Ibnu Hajar mengatakan bahwa menurut pendapat mayoritas ulama, ritual ini dilakukan pertama kali di kota Madinah Al Munawwarah. 

Hal ini sesuai dengan ayat yang mendasarinya yang diturunkan di Madinah yaitu dalam Al-Qur’an surat Jumu’ah: 9-10 yang mengatakan “ Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carila karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

Al Imam Abu Hamid berpendapat bahwa salat Jumat pertama kali dilakukan di kota Mekkah. pendapat ini, menurut Ibnu Hamid adalah pendapat yang asing (tidak mendapat dukungan sehingga terasa asing dan aneh).

Baca juga :   Misteri Keanekaragaman: Jejak Sejarah Agama di Nusantara

Referensi:

KH. Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. 2009. Kearifan Syariat Menguak Rasionalitas Syariat dari Perspektif Filosofi, Medis dan Sosiohistoris. Kediri: Lirboyo Press

What's your reaction?

Related Posts

1 of 1,751

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *