Klik NewsSosial Budaya

Komunitas Sejarah Ponorogo Bahas Korelasi Tegalsari dan Sewulan

Desa Tegalsari, yang terletak di Kabupaten Ponorogo, memiliki kedekatan khusus dengan Desa Sewulan, yang terletak Kabupaten Madiun.

Kedekatan kedua desa itu dilatarbelakangi oleh fakta sejarah bahwa Ki Bagus Harun atau yang dikenal sebagai Kiai Ageng Basyariyah merupakan murid langsung dari Kiai Ageng Muhamad Besari.

Ki Ageng Basyariah merupakan keturunan Raja Mataram. Ia mendirikan sebuah Masjid di Sewulan pada sekitar tahun 1740.

Kedekatan kedua desa itu terungkap dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Sejarah Ponorogo (KSP) dengan tema “Tegalsari dan Sewulan; Peneguhan Islam Nusantara” pada Sabtu (27/11/2021).

Ahmad Sauji Jenggo, Ketua Lesbumi PCNU Ponorogo, sebagai narasumber dalam diskusi tersebut menyampaikan kedekatan kedua desa itu tampak pada pendidikan dan arsitektur.

“Sebagai sebuah peradaban besar Tegalsari mempunyai kedekatan khusus, sebab Ki Bagus Harun atau yang kita kenal dengan Kiai Ageng Basyariyah merupakan murid langsung dari Kiai Ageng Muhamad Besari sehingga pasti secara  keilmuan Tegalsari dan Sewulan punya kedekatan khusus,” ungkap Jenggo.

Sementara itu narasumber kedua, Muklisina Lahudin, penulis buku Babad Sewulan mengatakan, pentingnya menulis sejarah kedekatan kedua desa tersebut.

Menurutnya, dengan menuliskan dalam bentuk buku, generasi muda dapat memahami sekaligus meneliti sejarah secara komprehensif dan terukur.

“Meski mengalami kesulitan apalagi menulis sejarah selalu berkaitan dengan apakah sumber primer atau sekunder, tapi sejarah perlu ditulis dalam bentuk buku sebab buku dapat mempunyai energi yang besar dalam menarik minat baca,” tegas Mukhlisina.

Diskusi tentang korelasi Tegalsari dan Sewulan ini merupakan diskusi yang ketiga dari beberapa diskusi serial tentang Tegalsari.

Pada Sabtu (04/12/2021) nanti, KSP akan menyelenggarakan diskusi tentang “Sarasehan Sejarah Tegalsari” di rumah budaya Tegalsari.

Ketua Yayasan Kyai Ageng Muhamad Besari Kunto Pramono mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh KSP. Menurutnya, sejarah Tegalsari memang harus disebarluaskan.

“Saya mengapresiasi adik-adik yang menyelengarakan kegiatan diskusi rutin sejarah apalagi soal Tegalsari, banyak tokoh yang memang berguru di Tegalsari dan itu perlu diulas sejarahya,” kata Kunto.

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,260

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *