Klik News

Bukan Identitas

Rami Musrady Zaini
(Ketua Umum MPW ICMI Muda Sultra)

SEMENTARA waktu, hening sahaja. Tak ada gejolak apalah lagi gelombang, hanya gempa menghampiri.

Di Ibu Kota, sejuta jiwa menanti mendengarkan siapa gerangan Pasangan mereka yang ingin mengganti dan mempertahankan. Di saya, tak ada yang baru. Para penggilanya paling tidak hanya akan ribut di media sosial.

Politik kita terlalu banyak mengumandangkan kemunafikan, hingar bingar lebih bergelegar di ruang maya, tetapi di ruang nyata hambar terasa.

212 ternyata memang hanya milik pelakon Wiro Sableng yang muridnya gendeng Gurunya juga gendeng, tulisan itu ada di sebuah kapak bermata satu berkepala naga, kapak naga geni namanya. Yang bila di padukan dengan pukulan matahari, selesai sudah.

Setidaknya, penamaan 212 telah memenggal salah satu aktor politik di Jakarta waktu lalu, hingga panasnya di rasa masih ampuh hingga kini. Saya penasaran apakah ini masih ampuh di tempatkan di Pilpres.

Di Iran, ketika Revolusi sosial di kumandangkan. Islam tak hanya jadi jualan politik, tetapi betul-betul di resapi sebagai model gerakan ideologi Islam. Para ulama banyak yang menjadi martir dan syahid dalam revolusi itu. Ulama mereka tidak menunggu untuk dijadikan Wapres, tetapi berbuat sebetul-betulnya sebagai ulama, sebagai pemimpin umat.

1998 lalu, ketika Revolusi sedikit berhasil dan tiba di Pemilihan umum… Nurcholis Madjid seorang intelektual yang ulama berfatwa ‘Islam yes, Partai Islam No ‘. fatwa itu kemudian menjadi kekisruhan. Saya hanya menafsirkan bahwa cak Nur saat itu sedang gelisah dengan model Partai Islam yang sebenarnya dan dia mencoba menempatkan Islam dalam tempat yang seharusnya, bukan sekadar istilah.

Singkatnya, Jika ingin membawa umat ini kearah yang baik sebenar-benarnya, janganlah Jadi Wapres tetapi Jadilah Presiden.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,257

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *