Global Review

Prioritaskan Sisi Kemanusiaan, Biden Ganti Kebijakan Trump yang Diskriminatif Soal Imigrasi

Mantan Presiden Amerika, Donald Trump, menerbitkan kebijakan larangan masuknya migran di perbatasan. Kebijakan ini memaksa migran pencari suaka untuk tetap berada di sisi perbatasan Meksiko dari mulai terbitnya kebijakan tersebut. Namun, untungnya, sekitar dua puluh hari setelah menjabat menjadi Presiden Amerika, Joe Biden malah  membatalkan kebijakan diskriminatif ini.

Puluhan ribu migran yang tinggal di tempat penampungan kumuh atau di jalan-jalan di sisi perbatasan Meksiko dengan Amerika Serikat sangat menantikan pengumuman ini. Jumat depan, 19 Februari, pemerintahan Biden akan mulai mengizinkan para pencari suaka untuk bermigrasi ke Amerika Serikat.

3.000  Migran akan Diperiksa Tiap Harinya

Sekitar 25.000 orang akan diperiksa identitasnya. Mereka dapat teridentifikasi berkat kerja sama Kementerian Kehakiman dan Keamanan Dalam Negeri, pemerintah Meksiko, dan beberapa LSM.

Data mereka akan dapat check-in secara online, dan tergantung pada usia permintaan mereka. Sampai 3.000 orang per hari akan dipanggil ke perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat, melalui salah satu dari tiga titik penyeberangan resmi: dua di Texas, El Paso dan Brownsville, dan satu di California, di San Ysidro.

Baca juga :   Berbagi Pengalaman saat Jadi Pembicara di Amerika, Profesor Nasaruddin Umar sebut Indonesia Sebagai Pusat Dialog Interfaith

Sistem yang Lebih “Manusiawi”

Migran harus terbukti negatif dari Covid untuk bisa masuk perbatasan, jika tidak mereka diminta kembali lagi nanti. Para migran ini akan ditempatkan “di dalam ruang penahanan alternatif” di wilayah Amerika, dan bukan di penjara seperti yang telah dilakukan oleh pemerintahan Donald Trump.

Program untuk menampung migran di Meksiko didirikan pada tahun 2019 atas permintaan Donald Trump. Pencari suaka dari Amerika Latin, dan Afrika, telah hidup selama dua tahun dalam kondisi memprihatinkan dan telah menjadi mangsa kartel Meksiko yang menyandera mereka untuk tebusan atau menjualnya sebagai budak.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Jumat, Amerika Serikat mengumumkan bahwa pihaknya ingin menciptakan kembali sistem imigrasi yang tertib, aman dan manusiawi.

Penerjemah: Abdul Aziz

Sumber: https://www.rfi.fr/fr/am%C3%A9riques/20210213-demandeurs-d-asile-joe-biden-rompt-avec-la-politique-de-donald-trump

What's your reaction?

Related Posts

1 of 162