Mengerahkan 3.000 tentara di Mozambik utara untuk memerangi teroris dalam waktu dekat merupakan salah satu kebijakan yang dibahas pada pertemuan SADC, Komunitas Pembangunan Afrika Selatan yang dijadwalkan pada 28-29 April 2021.
Militer regional akan merespons secara serius serangan jihadis di kota Palma pada akhir Maret di provinsi Cabo Delgado. Sejak serangan ini, situasi keamanan di kota tersebut makin memburuk. Misi observasi yang mengusulkan penempatan militer di wilayah ini mengkhawatirkan munculnya kembali serangan-serangan teroris setelah bulan Ramadhan.
Militer harus segera bertindak dan ditempatkan di berbagai sudut kota. Pakar militer di wilayah tersebut mengusulkan untuk melakukan kontrol udara. Beberapa helikopter tempur, pengawasan ruang maritim dengan kapal dan kapal selam, dan kehadiran militer di darat dengan sekitar 100 pasukan khusus di depan harus dikerahkan dalam waktu dekat
Secara total, hampir 3.000 tentara akan dimobilisasi. Rencana keamanan ini akan diartikulasikan sebagai berikut: pendirian markas di selatan, di kota pelabuhan Nacala. Lalu berlanjut ke utara dan zona pertempuran untuk merebut kembali tanah yang berada dalam genggaman teroris.
Tujuan mobilisasi militer ini ialah untuk merebut kembali kota pelabuhan Mocimboa yang telah diduduki kelompok Jihadis sejak Agustus 2020. Rekomendasi ini berasal dari misi penilaian yang ditugaskan selama pertemuan KTT SADC terakhir pada awal April.
Keputusan akan diserahkan kepada presiden Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe dan presiden Mozambik. Filipe Nyusi dulu pernah menolak campur tangan tentara asing di tanahnya. Hal demikian karena soal kedaulatan negaranya.
KTT SADC yang luar biasa dibuka Rabu ini, 28 April di Maputo dengan pertemuan komite menteri yang bertanggung jawab atas masalah pertahanan dan keamanan. Disusul Kamis dengan pertemuan para kepala negara atau perwakilan mereka dari Mozambik, Zimbabwe, Botswana dan Afrika Selatan.
Sumber: RFI
