HeadlineInfo KlikersKesehatan

Kapan Pandemi Covid Berakhir? Ini Prediksi Terbaru WHO

 kapan sebenarnya pandemi Covid-19 akan benar-benar berakhir?, banyak masyarakat bertanya-tanya. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun menyebut pandemi “jauh dari berakhir”.

Dia menyatakan kekhawatiran soal jumlah kasus terus meningkat, dengan begitu dapat memberi tekanan pada sistem kesehatan dan pekerja.

“Virus ini berjalan bebas dan negara-negara tidak secara efektif mengelola beban penyakit berdasarkan kapasitasnya, baik dari segi rawat inap untuk kasus maupun peningkatan jumlah orang dengan kondisi pasca-Covid, yang sering disebut sebagai Long Covid,” jelas Ghebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Senin (08/08/2022).

“Saat penularan Covid-19 serta rawat inap meningkat, pemerintah juga harus menerapkan langkah-langkah yang dicoba dan diuji seperti masker, peningkatan ventilasi, serta protokol pengujian dan perawatan,” imbuhnya.

Sebelum Maret lalu, kasus Covid-19 sempat mengalami penurunan. Ghebreyesus saat itu mengatakan fase akut pandemi mungkin bisa berakhir tahun ini, tetapi dengan catatan 70% populasi dunia telah divaksinasi.

“Harapan kami fase akut pandemi akan berakhir tahun ini, tentu dengan satu syarat, [target tercapai] vaksinasi 70% pada pertengahan tahun ini sekitar Juni, Juli,” ungkapnya dikutip dari Al Jazeera.

Saat itu, Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan juga mengatakan tahun ini akan menjadi titik balik pandemi berubah menjadi endemi.

“Apa yang perlu kita lakukan adalah mencapai tingkat kejadian penyakit yang rendah dengan vaksinasi maksimum dari populasi kita sehingga tak ada yang harus mati. Itulah akhir dari keadaan darurat dalam pandangan saya. Itulah akhir dari pandemi,” kata Ryan dikutip dari CNBC Internasional.

Sementara, Komite Darurat WHO untuk Covid-19 telah bertemu pada hari Jumat. Yaitu dalam rangka memutuskan Covid-19 tetap menjadi Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi pusat Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).

Dalam pertemuan itu, Ryan menjelaskan kasus Covid-19 secara global telah meningkat sebanyak 30% dalam dua minggu terakhir. Sebagian besar akibat sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 serta pencabutan kebijakan kesehatan masyarakat dan langkah sosial.

Perubahan kebijakan, menurut Ryan menghambat deteksi kasus serta pemantauan evolusi virus.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 1,261

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *