Global ReviewHeadline

PBB: Lebih dari 600 Tewas dalam Kekerasan Haiti pada Bulan April

GEVENVA: Lebih dari 600 orang tewas dalam kekerasan yang dilakukan geng anarkhis bulan lalu di Haiti. Sementara itu, pihak berwenang tidak memiliki kapasitas untuk melindungi warga sipil. Demikian kata PBB pada Selasa.

“Setiap laporan yang saya dapatkan dari Haiti menggarisbawahi skala penderitaan dan menyampaikan pesan bahwa warga Haiti membutuhkan dukungan mendesak dan mereka membutuhkannya sekarang,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk.

Dia mengulangi seruannya kepada masyarakat internasional untuk mengirim angkatan bersenjata khusus untuk membantu polisi dan otoritas Haiti memulihkan ketertiban.

Negara Karibia, yang termiskin di Amerika, telah dicengkeram oleh krisis politik dan ekonomi sejak pembunuhan presiden Jovenel Moise pada Juli 2021.

Geng saingan sekarang menguasai sebagian besar ibu kota, Port-au-Prince.
Dalam pembaruan triwulanannya untuk Januari hingga Maret yang diterbitkan pada hari Selasa, PBB mengatakan kekerasan “menjadi lebih ekstrem dan lebih sering dan menyebar tanpa henti ketika geng tersebut berusaha untuk memperluas kendali mereka”.

Baca juga :   BKSAP Dukung Aksi ‘Walk Out’ Menlu Retno Menentang Israel di DK PBB

“Pada bulan April saja, lebih dari 600 orang tewas dalam gelombang baru kekerasan ekstrim yang melanda beberapa distrik di seluruh ibu kota,” kata kantor Turk, seraya menambahkan bahwa daerah yang sebelumnya dianggap aman kini terkena dampaknya.

“Ini terjadi setelah pembunuhan setidaknya 846 orang dalam tiga bulan pertama tahun 2023, selain 393 terluka dan 395 diculik selama periode itu — peningkatan kekerasan sebanyak 28 persen pada kuartal sebelumnya.”

Laporan itu mengatakan geng menggunakan penembak jitu untuk menembak “tanpa pandang bulu” ke orang-orang di jalan dan “menembak ke rumah”, dan orang-orang “dibakar hidup-hidup di angkutan umum”.

Turk mengatakan negara Haiti “tidak memiliki kapasitas untuk menanggapi”, sehingga warga sipil membentuk kelompok main hakim sendiri untuk melawan geng tersebut.

Hal ini menyebabkan peningkatan “pembunuhan massal dan hukuman mati tanpa pengadilan terhadap tersangka anggota geng”. Setidaknya 164 pembunuhan semacam itu didokumentasikan pada bulan April saja.

Baca juga :   BKSAP Dukung Aksi ‘Walk Out’ Menlu Retno Menentang Israel di DK PBB

“Ini hanya akan menyulut aksi kekerasan secara terus menerus,” kata Turk, yang pekan lalu memperingatkan bahwa Haiti “menggantung di atas jurang”.

“Kita tidak boleh lupa bahwa kemiskinan ekstrem dan kurangnya layanan dasar merupakan akar dari kekerasan saat ini dan kekuatan geng atas masyarakat.

“Pemerintah, dengan dukungan dari komunitas internasional, harus melakukan yang terbaik untuk memenuhi kewajibannya untuk menyediakan akses reguler dan tanpa hambatan ke air bersih, makanan, kesehatan, dan tempat tinggal kepada orang-orang,” kata Türk.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 781

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *