Usia 60 tahun menunjukkan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tidak lagi muda. Sudah saatnya organisasi yang didirikan oleh Mahbub Djunaidi ini merebut kepemimpinan nasional, yakni berperan lebih dalam proses pembangunan.
Hal tersebut disampaikan oleh penulis buku menjadi kader PMII Ahmad Hifni dalam dialog virtual di Klik TV dengan tema Refleksi PMII ke-60 Tahun di Tengah Wabah Covid-19, Senin (20/04/2020). Dipandu oleh Mheky Polanda, Hifni menyebut organisasi yang lahir pada 17 April 1960 itu sudah banyak perubahan. Dulu, kata Hifni, kader-kader PMII mayoritas adalah berasal dari kelompok elit di desa yakni anak tokoh masyarakat, petani kaya, tokoh agama, dan lain sebagainya.
Sekarang kondisi berubah, kader-kader PMII tidak lagi hanya berasal dari desa, tetapi mulai banyak dari perkotaan. PMII saat ini memiliki modal Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup besar. Anggota PMII, tersebar di kampus-kampus yang tersebar di penjuru Indonesia. Untuk itu, menurut Hifni, sudah saatnya PMII mengambil alih kepemimpinan nasional. “Artinya, PMII sudah sepatutnya berperan lebih dalam proses pembangunan nasional,” katanya. “Apalagi, saat ini sudah banyak tokoh yang lahir dari rahim perkaderan PMII,” lanjutnya.
Terkait dengan Covid-19, Hifni mengharapkan peran spritual kader-kader PMII yang mayoritas adalah lulusan pesantren. Hal itu bisa dilakukan secara virtual berjamaah.
Selain itu, bisa dengan menggalang bantuan sosial yang nantinya diberikan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. “Dengan semangat zikir, fikir, dan amal soleh, semoga kita bisa keluar dari badai Covid-19 ini,” tutup Hifni.